Data Buku
Judul Buku : Ust. Drs.H. Memed Jalaludin, Investasi Abadi: Meraih Ridho Allah
Dengan “Birrul Waalidain”, Perjalanan dan Perkembangan Kelembagaan Yayasan Perguruan Birrul Waalidain Bogor
Penulis : Karim Abdullah, M.Sc. dan Drs. Usman Effendi AS.
Editor : Niken Widyastuti, M.Pd. dan Himmah Qudsiyyah, S.T.
Penerbit : Pustaka Amma Alamia
Cetakan : 1
Tahun Terbit : 2023
Ukuran : 21 x 14,8 cm
Halaman : xii + 172 hlm.
ISBN : 978-623-8156-14-6
Harga : Rp 80.000,-
Sinopsis
Sejatinya, “Birrul Waalidain” itu merupakan istilah agama yang menjelaskan tentang kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tuanya. Yakni si anak harus berbuat baik, menunjukkan baktinya dengan bukti kebaikan amal-tindakan kepada kedua orang tuanya. Perhatikanlah perintah Allah, secara khusus kepada Bani Israil tentang hal ini: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa(-mu)…” (Q.S. Al-Baqarah, 2: 83).
Perintah ini diulang lagi kepada kita semua yang beriman, dalam beberapa ayat Al-Quran. Diantaranya: “Sembahlah Allah dan jangan-lah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa(-mu)…” (Q.S. An-Nisaa’, 4: 36). Juga ayat (Q.S. Al-An’aam, 6: 151).
Bahkan secara eksplisit, dengan bahasa harfiyah yang jelas, Allah memerintahkan dalam ayat: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. Al-Israa’, 17: 23).
Namun perlu diingatkan pula bahwa Birrul Walidain itu tentu harus dibingkai dengan ajaran agama. Sebab, seorang anak tidak akan bisa berbuat baik yang sesungguhnya kalau tidak dilandasi dengan tuntunan agama. Sebab, jika tanpa agama, maka ”Birrul Walidain itu bisa jadi salah. Misalnya menghormati orang tua dengan memberi bunga, atau saat ulang tahun dirayakan dengan meniup lilin yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Nah, mengapa tidak sekalian meniup obor saja supaya lebih mantap.