Pisau Raut Si Kecil Penuh Pesona

Data Buku

Judul Buku      : Pisau Raut Si Kecil Penuh Pesona

Penulis            : Gatut Sutanta, dkk

Editor              : Dr. Misno, S.E., S.H., M.E.I., M.H.

Penerbit         : Pustaka Amma Alamia

Cetakan           : 1

Tahun Terbit   : 2023

Ukuran            : 21 x 14,8 cm

Halaman          : xii + 42 hlm.

ISBN               : 978-623-8156-18-4

Harga              : Rp 50.000,-

Sinopsis

Dalam buku ini akan dibahas masalah PISAU RAUT sebagai bahasan utamanya namun Pisau Raut yang akan dikupas adalah Pisau Raut yang sifatnya Ageuman/Pusaka, namun apa itu Pisau Raut atau Pangot dan jenisnya yang umum dikenal masyarakat di berbagai daerah tidak ketinggalan akan dibahas juga walau hanya sekilas sebagai pengetahuan.

Pisau Raut adalah pisau kecil yang terbuat dari besi, baja atau meteorit yang memiliki sisi tajam menghadap keatas. Selain masa lalu terinformasikan selain sebagai alat menulis kitab-kitab di daun lontar juga sebagai alat menjaga diri, acara budaya/adat istiadat dan juga sebagai Pusaka suatu Kerajaan/Kesultanan atau sebagai ageman atau Pusaka. Pisau Raut banyak ditemukan hampir diseluruh Nusantara, bahkan bentuknya tertera juga di relief candi Sukuh dikawasan Gunung Lawu kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah saat ini, candi ini dibangun pada masa Kerajaan Majapahit, yang masih berlatar belakang Hindu dengan memiliki aliran gaya arsitekturnya yang cukup kuat yaitu Tantrayana.

Setiap empu, resi dan para raja dalam perencanaanya pasti ingin membuat pusaka untuk tujuan baik, walau dalam perjalananya ada hal lain yang mempengaruhinya. Seperti Raut Betawi dipakai pengantin agar menjadi tolak bala dan meningkatkan pesona, di Cirebon Pisau Raut di pakai para Pedagang sebagai Penglaris usaha, atau di daerah kerawang, Bekasi, banten jika pisau raut lebih sebagi piandel yang bisa menyelesaikan banyak permasalahan, sehingga dengan membawa pusaka jenis Pisau raut ini masalah yang akan terjadi dapat diselesaikan sebelum terjadi. Cerita Folklor misalnya membawa Raut ke hutan, binatang buas dengan sendirinya minggir, atau musuh yang menghadang bisa terhindar dan berbagai cerita folklore lain yang berkembang di masyarakat. [RFR]