Data Buku
Judul Buku : Menjadi Muslim Mandiri
Penulis : Abdurrahman Misno
Penerbit : Pustaka Amma Alamia
Cetakan : 1
Tahun Terbit : 2017
Ukuran : 21 x 14,8 cm
Halaman :
ISBN : 978-602-61425-0-4
Harga :
Deskripsi Buku
Fenomena di tengah masyarakat yang berupa kelompok-kelompok “madzhab” telah membawa pada sebuah akibat yang mengkhawatirkan, awalnya adalah berharap agar umat Islam semakin kuat posisinya dalam berbagai lini kehidupan, tapi justru yang terjadi adalah loyalitas pada perkumpulannya atau kepada kelompoknya yang membabi buta. Hal ini ini bukanlah isapan jempol, berapa banyak “sekte” yang ada dalam Islam? berapa banyak “madzhab” dalam Islam?
Sejatinya fenomena madzhab tidaklah tercela, kemunculan madzhab di awal perkembangan Islam adalah sebuah sikap mandiri untuk menyelaraskan Islam dengan perkembangan zaman, hal ini bukan berarti hukum-hukum Islam yang kurang sehingga perlu disesuaikan dengan zaman, namun bukti Islam yang dinamis. Di mana bagian-bagian hukum Islam dapat sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun dalam masalah keyakinan dan pemahaman maka ia tidak akan pernah berubah.
Sebagian kelompok-kelompok Islam yang ada saat ini lebih mengedepankan kemajuan kelompoknya dari pada Islam sendiri, sehingga rasa kebersamaan dalam Islam sering kali terkorbankan hanya karena beda kelompok. Hal ini tentu sangat membahayakan Islam sendiri. Dan yang menjadi korban dari kelompok-kelompok seperti ini adalah orang-orang yang belum paham dengan Islam, atau para remaja yang baru belajar agama dan mempunyai semangat yang tinggi. Mereka sangat mudah dimasuki doktrin-doktrin dari para “ustadz”nya.
Mendapatkan ilmu hanya satu sumber adalah salah satu dari sebabnya, padahal hal ini tidaklah sesuai dengan Islam pada zaman keemasannya. Jika para ulama dahulu mempunyai “guru” yang begitu banyak sehingga pola pemikirannya tidak terikat dengan satu kelompokpun, demikian pula mereka lebih mengedepankan ukhuwah Islam daripada ukhuwah kelompok.
Lalu kelompok-kelompok Islam seperti apa yang tidak sesuai dengan Islam? “Menjadi Muslim Mandiri” ingin memberikan semacam “studi banding” terhadap kelompok-kelompok yang telah memasung daya nalar, kreativitas dan kemandirian seorang muslim. Pemasungan yang dimaksud adalah kita terlalu nrimo dengan apapun yang menjadi keputusan dan pegangan kelompok tersebut. Akibatnya adalah pola pikir yang tertanam bahwa hanya dari kelompoknyalah kebenaran itu berasal, adapun dari luar kelompoknya adalah sesuatu yang menyesatkan. Ini jelas pengebirian terhadap kemandirian dalam keimanan dan keberagamaan. Sehingga tidaklah mengherankan bila antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak cocok bahkan terkadang bentrok baik secara pemikiran atau fisik. Kenapa mereka bisa “bentrok”? karena kemandirian mereka dalam beragama telah dikebiri oleh kelompoknya. Mereka telah masuk ke dalam jerat kelompok yang telah memenjarakan pola pikir beragama mereka.
Dari sini akan muncul sebuah pertanyaan, seperti apa sebenarnya Islam mengajarkan kepada umatnya dalam beragama? apakah kita tidak boleh mengikuti kelompok-kelompok dalam Islam? bagaimana jika dia adalah seorang yang tidak paham dengan agama ini? jawabannya ada dalam buku ini. Intinya adalah kemandirian, itulah yang menjadi kunci dalam masalah ini. Kemandirian dalam beragama, dimulai dari kemandirian berislam, kemandirian beribadah dan kemandirian berfikir.
Apakah anda sudah mandiri dalam beragama ? buku ini mengajak kita untuk kembali merenungi metode kita beragama, bukanlah untuk menjustifikasi atau mengadili cara beragama kita selama ini, namun sekadar saling menasehati, bukankah kita adalah satu umat yang saling bersaudara? Dan bukankah kita ingin menjadi orang-orang yang benar-benar beriman?